Awal Ramadhan tahun ini, aku sempatkan diri untuk memulai di kampung. Maklum , suasana Ramadhan sangat terasa kental jika berada didesa. Seperti biasa, pda malam kedua, aku baru ikut sholat Tarwih di masjid desa. Suasananya sangat rame, mulai dari yang ingin benar-benar sholat hingga yang hanya memanfaatkan momen Tarwih untuk bertemu dengan "temannya".
Usai ceramah Ramadhan, sholat Tarwih delapan rakaat pun dilaksanakan. Lumayan banget, ayat-ayatnya sampe ngambil surah-surah panjang. Mungkin masih semangat karena awal puasa (?). Capek juga rasanya, makanya aku memutuskan hanya sholat Tarwih saja yang aku ikuti, Sholat witirnya tidak. Aku memilih duduk di serambi masjid sambil menunggu yang lain melaksanakan sholat witir.
Usai sholat Witir, ketika semua orang bergegas meninggalkan masjid, tiba-tiba seorang tetangga aku menegur : "Kenapa tidak witir (sholat-red) tadi ? Kamu aliran Muhammadiyah ya ?" tanyanya. Aku kaget juga mendengarnya, sebab selama ini aku tidak pernah merasa menjadi orang Muhammadiyah atau NU ataupun aliran yang lainnya. Mungkin ia agak aneh melihat hal tersebut, karena di kampung kami semua orang mengikuti rangkaian sholat Tarwih hingga Witir.
Aku jadi berpikir, apakah selama ini aku telah mengikuti salah satu organisasi tersebut tanpa saya sadari. Aku hanya sempat menjawab, aku bukan aliran Muhammadiyah atau apapun. Aku hanya Muslim yang menjalankan sesuai dengan apa yang dikerjakan nabi Muhammad SAW.
****
Lebaran tinggal hitung hari, aroma ketupat dan opor ayam kembali memenuhi ruang hayalku. Malah, ibuku di kampung sudah meminta aku pulang secepatnya. Mungkin ia rindu, karena sudah dua kali Lebaran tak dilaluinya dengan aku......(Hehehehe.....MISS U Mom)
Kemarin aku, sempat baca koran dan menonton Metro TV menyimak soal penetapan 1 Syawal. Lagi-lagi perbedaan itu muncul, dua organisasi besar kembali berbeda pendapat tentang hari raya Id. Sementara pemerintah, belum bisa memutuskan untuk ikut pendapata yang mana. Alhasil, masyarakat jadi bingung lagi tak tahu harus memilih yang mana.
Aku sempat bertanya dalam hati, kenapa sih diantara kita selalu saja ada perbedaan ? Padahal kita adalah sesama muslim, umat Muhammad. Kenapa kita tidak pernah menyatukan pendapat tentang Id. Pendalaman agama saya sangat dangkal, namun saya tahu ajaran Muhammad hanya satu yakni Islam. Tak ada Islam Muhammadiyah, Islam NU atau Islam Persis. Sempat tersirat dipikiranku, perbedaan itu timbul hanya dari ego sebuah organisasi yang ingin merasa benar di banding organisasi lainnya. Atau inikah buah dari persaingan.
Aku jadi salut dengan umat agama lainnya. Mereka tak pernah berbeda pendapat tentang penetuan hari besar agama mereka masing-masing. Mereka selalu satu tak pernah ada dua kata berbeda untuk agama yang dianutnya. Wallahu alam............
Namun terlepas dari itu, perbedaan tersebut indah terutama bagi aku. Setidaknya, itu lebih memperkaya khasanah kita sebagai muslim. Ini juga membuktikan bahwa Islam adalah sebuah agama yang sangat besar.
Selain itu, dua hari Lebaran, dua hari pula aku ronda ketupat sama opor dari rumah ke rumah. Dua hari pula pawai takbiran dan dua hari pula pake baju baru.........(hehehehe..........)
Tadi aku hanya sempat SMS ibuku, menyiapkn ketupat untuk persiapan dua hari. Karena jangan sampai lebaran maju atau molor satu hari...........
Met Lebaran, Mohon Maaf Lahir Bathin......
No comments:
Post a Comment